Suatu permadani yang
indah apakah itu bercorak unsur kebaikan atau kejahatan, semuanya itu dapat
ditenun dari perkataan kita. Artinya, apa yang kita katakan keluar dari mulut
kita akan mengungkapkan apa yang ada di dalam hati kita. Sahabat, kita dapat
menciptakan sesuatu melalui perkataan kita. Kita dapat mewujudkan hal-hal yang
kita lihat didalam hati kita menjadi kenyataan melalui perkataan yang keluar
dari mulut kita, seperti yang dilakukan Allah.
Dalam sejarah dunia,
kita mengenal dua tokoh besar yang mempunyai kecakapan dalam berkata-kata dan
mampu menggerakanjutaan orang untuk bergerak sesuai dengan apa yang
dikatakannya. Perbedaannya hanyalah satu, yaitu motivasi! Perdana Menteri
Inggris, Sir Winston Churchill, dan Pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler, keduanya
punya kemampuan yang luar biasa dalam mempengaruhi banyak orang melalui
perkataannya.
Churchill
membangkitkan semangat bangsanya dalam Perang Dunia II untuk memperoleh
kemenangan melalui perkataan demi perkataan yang ia ucapkan. Dengan menggunakan
kata-katanya, Churchill menciptakan sebuah gambaran dan imajinasi kemenangan
kepada bangsanya bahwa mereka akan mampu mengatasi kekalahan. Pidatonya yang
paling terkenal adalah seruan kepada bangsanya untuk tidak menyerah, telah
mampu mengubah hari-hari gelap dari kerajaan Inggris Raya menjadi hari-hari
terbaik yang penuh semangat. Kata-katanya menimbulkan iman bagi bangsanya dan
membangkitkan motivasi kepada seluruh dunia untuk mempercayai bahwa pada
akhirnya suatu kebaikan pasti akan dapat mengalahkan suatu kejahatan.
Sementara itu, sang Fuhrer Hitler memakai cara-cara yang
jitu dan terampil dalam memanipulasi perkataannya untuk membangkitkan semangat
bangsanya dalam melakukan suatu tindakan kejahatan. Perkataannya sungguh penuh
kuasa, ditambah motivasi jahat didalam hatinya, membuat Hitler hampri sukses
dalam rencana jahatnya untuk menguasai dunia ini. Perkataannya telah
menyebarkan rasa takut dan mampu membangkitkan sekelompok orang untuk melakukan
kejahatan dalam skala yang besar dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Alkitab dengan tegas
menggambarkan adanya kuasa perkataan yang lembut namun penuh kelicikan; “Mulutnya
lebih licin dari mentega, tetapi ia berniat menyerang; perkataannya lebih
lembut dari minyak, tetapi semuanya adalah pedang terhunus” (Mazmur 55:22).
Jika isi perkataan
kita adalah perkataan yang saleh, maka sebenarnya kita sedang menciptakan gaaya
hidup yang diinginkan Allah bagi kita, yaitu; menghadirkan surge di muka bumi
ini. Namun sebaliknya, jika perkataan kita tidak saleh, maka kita akan
menciptakan gaya hidup yang diinginkan Iblis bagi kita, yaitu; menghadirkan
neraka di muka bumi. Mana yang Anda pilih? Pilihannya ada pada ucapan kita.
Para pemenang tidak
akan menyimpan didalam hatinya segala pikiran atau perkataan yang berhubungan
dengan kekalahan. Jika kita ingin menjadi pemenang dalam kehidupan ini, maka
kita harus memulainya dengan berbicara sebagaimana para pemenang berbicara. Satu-satunya
cara bagi kita untuk melakukan hal tersebut adalah dengan menemukan apa yang
Tuhan inginkan untuk kita ucapkan dan berkonsentrasi penuh melakukan segala hal
yang Dia inginkan untuk kita perbuat.